Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Introvert

Saya orang yang kurang suka kegaduhan. Lebih suka menyendiri, ga suka diatur, berfikir sebelum bertindak. Bukan berarti saya ga suka ngobrol, Saya suka ngobrol sama orang -orang yang pemikirannya sama dengan saya, Dalam arti nyambung. Karena sifat ini, saya sulit sekali berinteraksi dengan orang baru. Harus disapa duluan, bukan karena sombong. Tapi ga nyaman rasanya kalo nyapa duluan. Tapi introvert itu bukan orang yang sama sekali ga bisa bergaul, bukan termasuk anti sosial juga. Introvert tetep bisa bergaul sama orang di keramaian sekalipun. Tapi lama-lama "baterai" mereka habis. Dan mereka harus "isi ulang" baterai mereka. Kapan itu? Pada saat mereka sendiri. Saat sendiri mereka men'charger'  diri mereka. Salah satu kutipan yang saya dapat namun lupa sumbernya, maafkan ;)

Si Penuntut Kebahagiaan

Sebentar bentar kamu akan mencari masalah, kemudian berbaikan lagi, lalu cari masalah lagi. begitu saja polanya terus. Kamu ingin didengar terus, ingin diperhatikan terus, ingin dibahagiakan terus. Seharusnya kamu menyadari, kalau kesepian jangan jalani hubungan. Karena hubungan dibangun untuk kebahagiaan bersama, bukan untuk menghilangkan kesepianmu saja. Orang-orang yang tidak bahagia, yang tidak mampu membahagiakan diri mereka sendiri, akan berpikir dengan punya pasangan, mereka akan bahagia. Padahal saat kamu menjadikan seseorang pasanganmu, kamu harus mampu membahagiakan dirimu lebih dulu. Logikanya, jika diri kamu saja tidak mampu kamu bahagiakan. Kebahagiaan mana yang bisa kamu berikan ke orang lain? Itulah alasannya, kenapa kamu harus bisa membahagiakan dirimu dulu. Jika sudah saling bisa membahagiakan diri sendiri, maka hubungan yang dibangun akan menjadi ajang berbagi kebahagiaan. Bukan ajang menuntut dibahagiakan.  

Cakrawala

Mataku terbuka Gelap! Apa hari ini mentari lupa ia harus meraja cakrawala? Perlukah kubangunkan dan menyuruhnya bersinar agar bumi berwarna lagi? Tapi, ketika kucari, mentari tidak ada diujung bumi. Rembulan berkata metari sudah menyinari bumi sejak awal hari. Lalu mengapa kulihat cakrawala masih tak berwarna? Ah. Aku tertawa Rupanya cakrawalaku gelap karena kamu tidak ada. Ini sudah dipatenkan. Sebagaimana aku adalah warna bagi cakrawalamu, demikian artimu bagiku.

Opini

Sepertinya alam mulai gusar, Panas dan hujan pun kini tak lagi bersahabat. Pelangi kini lebih sering bersembunyi Lantas bagaimana dengan para bidadari? Pohon pun tak kuasa menahan amarah angin  Mengalah namun tidak pernah menyalahkan Manusia beramai-ramai menyerukan "Stop Global Warming" Lain dimulut lain juga dihati Sampah terus menjamur di kota ini. Tulisan indah "Jangan buang sampah sembarangan" Hanya menjadi ornamen semata Sepertinya sampah sejati adalah manusia yang tak peduli dengan lingkunganya sendiri Yang hanya bisa menyalahkan pemerintah lagi pemerintah lagi.

Berarti

Biarkan mereka berbuat baik dengan cara mereka Itu hak mereka Dan kamu.. Temukan saja cara berbuat baikmu sendiri Itu hakmu.. Tak perlu dipaksa Kamu tidak bisa menjadi sebaik dengan cara mereka Mungkin disalah satu belahan bumi sana Ada yang berbuat baik dengan membangun mesjid Dan dibelahan bumi lainya ada yang berbuat baik dengan cara berbakti kepada orang tua Jadi menurutku, mereka sama hebatnya Yaitu.. Sama sama berusaha

Kenangan

Hati manusia itu bagai museum Menyimpan banyak kenangan. Museum yang baik, menata artefak paling bersejarah dan pentingnya dengan tepat. Memilah milah mana yang masih perlu diletakkan di tempat prioritas, Mana yang dibuang saja di gudang. Sedangkan museum yang tidak sehat, Masih saja menyimpan kenangan yang tidak penting, Dan boleh jadi mengganggu diri sendiri, justru di lobby depan museum. Di tempat terpenting dari museum itu sendiri. #katainspiratif #tereliye

Pertemuan Tak Terduga

Belum lama ini aku bertemu dengan teman lama, teman masa SMA dahulu. Ternyata selama ini kami tinggal di kota yang sama Aku tidak mengira dia juga menetap di kota ini #SaatItu Beberapa hari lalu, aku naik bus kota Tujuanku saat itu ke Gramedia Pusat di kota, sudah lama aku tidak kesana Aku ingin membeli buku terbaru Mark Manson Di bus saat itu aku tidak terlalu memperhatikan orang-orang Aku hanya mendengarkan musik dengan earphone ku Ternyata di bus itulah temanku sebut saja "Z" menghampiriku "Hai, kamu ingat aku?" ujarnya "Hmm.. maaf" ujarku (melepas earphone) "Ah, aku kecewa kamu melupakanku" ujarnya "Tunggu, kamu Z?" "Ya,  ternyata kamu masih ingat aku, kita satu SMA" "Ah, benar. Kita satu SMA. Apa kabar?" ujarku "Baik, seperti yang kamu lihat. Kamu gimana?" "Baik juga, kamu kuliah disini?" "Iya, aku sempat melihatmu beberapa kali. Tapi tidak kuhampiri karena ragu. Aku k

Pesan

Aku sarankan kamu. Ah maaf kuralat. Bukan hanya kamu. Aku sarankan kita untuk tidak menjadi pribadi yang anankastik. Hidup bukan hanya bicara soal Ya dan Tidak. Bukan hanya bicara soal All or None. Bukan hanya bicara Hitam dan Putih. Benar begitu, kan?  Mengutip kata dosenku saat kuliah beberapa hari lalu. "There's always space within." Jangan pernah lupa akan adanya abu-abu diantara gelapnya hitam dan terangnya putih. Tenanglah, semua pasti ada jalan tengahnya. Jika kita mengusaha bersama. Jadi, jangan jadi anankastik, ya? #aj i cica

Pencarian

Kadang aku bertanya pada diriku sendiri Teramat sering akhir-akhir ini. Siapa aku? Apa tujuanku? Apakah aku menjalani hidupku dengan baik? Apa aku bahagia? Dan seterusnya dan seterusnya. Namun terkadang, aku kecewa, lelah dan gundah.  Hal yang wajar sih Tapi sejauh ini aku benar-benar tak menemukan, Apa sebenarnya tujuanku ada disini sejauh-jauhnya perjalanan. Seorang teman pernah bilang '' Kita disini hanya singgah, kita akan kekal di dimensi lain" Aku tau, aku tau pasti ini. Aku juga percaya. Teman yang lain juga berkata "Untuk menemukan tujuanmu lakukan sesuatu yang kau suka, dalami dan temukan maknanya" Rasanya, aku juga sudah melakukan. Tapi, akankah kita akan seperti ini sampai akhir? Maksudku aku ingin tau untuk apa aku di bumi yang luas ini dan sebenarnya apa yang aku cari atau apakah ada yang harus kutemukan. Aku benar-benar harus mencarinya.! 18/03/19